Love means to give and to sacrifice

Efesus 5:1-2 Sebab itu jadilah penurut-penurut (imitator/peniru)Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. 

Allah adalah kasih dan barangsiapa lahir dari Allah harus mengasihi. DNA anak harusnya sama dengan bapanya. Karena itu Allah menyuruh kita meniru/mencontoh bagaimana kita mengasihi. Ada 2 unsur yang membedakan kasih Allah dengan kasih dunia:

1. Lahir dari kerinduan untuk MEMBERI yang terbaik dari kita ,bukan untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain. Kita bisa mengasihi orang lain karena kita mendapat kebahagiaan, kepuasan, sukacita, penghormatan, kesenangan, bahkan mendapatkan kasih juga dari orang lain. Namun kasih yang demikian ada batasnya, ketika orang tersebut tidak lagi memberikan sesuatu kepada kita maka kitapun berhenti mengasihi. Tetapi teladan Kristus dalam mengasihi kita adalah Dia memberi diriNya bahkan ketika kita tidak meresponinya. Dia tetap mengasihi walau tidak mendapatkan apapun dari kita. 

2. Berani berkorban dan menyerahkan diri.

Wujud kasih tertinggi adalah pada saat terjadi pengorbanan. Kita akan sangat tersentuh pada saat kita mengetahui bahwa orang yang mengasihi kita mengorbankan sesuatu untuk menyatakan kasihnya kepada kita. Demikian juga orang akan tersentuh ketika menerima kasih yang demikian. Love never fail. Ketika ada korban disitu, Allah berkenan dan menyenangkan hatiNya. Apakah kita rela berkorban ketika orang yang kita kasihi belum meresponi kita?
Apakah kita tetap bersabar ketika orang tersebut belum berubah atau mungkin sampai kapanpun kita tidak melihat perubahan? Apakah kita tetap setia mengasihi ketika harga/pengorbanan yang harus dibayar bertambah besar? 

Kasih manusia (orang yang belum lahir baru) terbatas,stagnan dan tidak segar (karena tidak ada aliran menerima dan mengalirkan kembali kasih yang bersumber dari Allah sendiri). 

Mari kita alami kasih Allah dalam hidup kita setiap hari, sehingga bisa kita salurkan bagi orang lain dan hal itu menyenangkan hati Tuhan.

Share From: Tessa