Pertanyaan Renungan
1. Jika Anda adalah Simeon yang menantikan janji, apa perasaan Anda? (ayat 25-28).
2. Bagaimana ekpresi kebahagiaan Simeon ketika bertemu dengan bayi Yesus? (ayat 29-32).
Pernahkah Anda sedang kelaparan dan siap untuk makan, tetapi karena ada alasan tertentu sehingga Anda harus menunggu selama mungkin. Apa yang Anda rasakan dengan penantian seperti itu? Betapa lebih bernilainya penantian Simeon terhadap janji Allah bagi dirinya. Kemungkinan besar Simeon telah mendengar janji Tuhan itu sejak masa muda, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Tahun demi tahun berlalu dan janji itu belum digenapi. Usia Simeon semakin uzur, tetapi Tuhan belum juga menepati janji itu. Tiba-tiba Tuhan berbicara dengan suara yang jelas dan tidak mungkin salah, sehingga ia datang ke Bait Allah.
Lukas menulis ekpresi Simeon dengan gambaran yang luar biasa, “Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 'Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel,'"(ayat 27-32). Perasaan haru bercampur dengan air mata bahagia menyatu dalam bahasa emosional. Simeon hanya meminta satu hal, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera.” Kehausan Simeon telah dipuaskan oleh Tuhan lewat kelahiran Yesus.
Praktek
Bagaimana ekspresi Anda saat Tuhan menepati janjiNya yang terbaik untuk Anda? Bagikan pengalaman Anda di komsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar