Setelah merenungkan Firman Tuhan ini saya belajar :
- di dalam Kristus ada nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra dan belas kasihan
- saya harus sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan dengan teman-teman yang ada di dalam team pelayanan
- saya harus rendah hati dan menganggap yang lain lebih utama dari diri saya sendiri
- di dalam kebersamaan kita, saya harus menaruh pikiran dan perasaan seperti yang ada di dalam Kristus Yesus
- semua pernyataan saya, pendapat saya, pikiran saya ataupun sikap saya bukanlah sesuatu yang harus saya pertahankan
Firman Tuhan di atas banyak mengingatkan saya bahwa ketika kita melayani orang-orang maka kita harus melayani dengan kasih Tuhan, dengan mata rohani dan bukan dengan apa yang kelihatan. Ketika ada yang keberatan dengan cara saya, kata-kata saya ataupun sikap saya, saya harus menerima semua itu dengan kasih karena saya percaya kasih menutupi banyak dosa. Saya tidak bisa bertahan dengan pendapat saya, kebenaran saya, kemauan saya ataupun ego saya.
Saya belajar dari Kristus, yang walaupun Dia setara dengan Allah, tapi Dia tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah itu menjadi sesuatu yang harus dipertahankan. Malahan sebaliknya Dia mengosongkan diriNya dan memilih untuk mengambil rupa seorang hamba (walaupun Dia bisa memilih untuk terlahir sebagai raja, saudagar kaya ataupun orang terpandang yang disegani banyak orang), tapi Dia memilih untuk menjadi orang yang hina dan tidak dipandang.
Firman Tuhan di atas menegur saya bahwa di dalam kebersamaan satu team, saya harus belajar untuk sehati sepikir, saling mengasihi, saling membangun, lebih mengutamakan yang lain, juga mempunyai pikiran dan perasaan yang sama seperti Kristus.
Saya juga diingatkan bahwa menjadi pemimpin bukanlah untuk dilayani, dihormati ataupun didengar, tapi sebaliknya seorang pemimpin haruslah menjadi teladan dengan melayani lebih dulu, merendahkan diri, cepat di dalam mendengar tapi lambat di dalam berkata-kata dan semua itu harus dimulai dari saya. Saya harus mematikan ego saya ataupun prinsip saya, dan belajar untuk menjadi orang yang lebih fleksible di dalam segala hal dan terlebih lagi adalah saya harus menyatakan kasih Allah di dalam setiap aspek kehidupan saya.
"LEADERSHIP IS SERVE".
Sharing from May
Setuju sekali May...Tuhan Yesus sendiri yang telah menjadi contoh bagaimana seorang pemimpin, Pemimpin yang mempunyai kerendahan hati dan mendahulukan apa yang Bapa mau dia lakukan dengan mengosongkan diri Nya sehingga kehendak Bapa yang terjadi. Pemimpin yang benar harus di dahului dengan takut akan Tuhan . Dengan takut akan Tuhan baru dapat menghilangkan ego-ego dalam diri . Pemimpin juga melayani dengan hati dan cara yang benar. Kadang-kadang ketika hati kita benar tapi bukan dengan cara yang benar . Hati yang benar pun dapat menjadi tidak benar. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Dan di atas semua nya itu kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Sharing from Emira
Sepaham.
Sebagai pemimpin kita harus melayani dengan kesadaran penuh atas nilai nilai yang disebutkan bu May diatas.
Itulah juga alasan kenapa kita dimuridkan.
Setelah itu ada penggabungan dari murid murid supaya mendapat nilai yang sama, pengetahuan atas kebenaran yang sama sesuai amanat agung yang kita taati bersama.
Saya percaya nilai nilai dapat dan bisa turunkan kepada semua orang semaksimal mungkin.
Ada struktur untuk memudahkan agar pekerjaan Tuhan (multipikasi) dapat tercapai, disitu ada Penatua, ada GA ada PA dan ada PKS yang berkewajiban sebagai titik titik central multipikasi.
Struktur memudahkan pekerjaan Tuhan dapat dilaksanakan dengan tanpa dikurang kurangi nilainya dan tetap benar. Pastilah tidak semua bisa dibahas di ibadah tetapi dikomsel lah kita bisa berbahas dengan bebas layaknya saudara.
Struktur bukan pembatas. Bukan juga karena status kita menjadi hakim, biar hakim nya Tuhan saja.
Janganlah karena keinginan, penilaian, pandangan dan ego kita menjadi penghalang. Biarkan berita kerajaan surga di ketahui semua jemaat anggota keluarga(komsel)
Sehingga semua komsel bisa berfungsi layaknya seperti kristus modern seperti kata Eddy Leo.
Saya berdoa agar setiap kejadian, masalah dan hal hal yang tidak menyenangkan membuat kita semakin sama dengan kristus yang mengosongkan diriNya, merendahkan diriNya sampai akhirnya menyerahkan hidupNya untuk jemaat terkasihNya.
Jadilah PKS, PA, GA dan penatua yang berfungsi sebagai tubuh kristus. Tidak ada yang lumpuh.
Amin.
Sharing from Aris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar