27/10/08

Berfokus pada TUJUAN

Sebuah kejadian lucu terjadi pada final 100 m putra, cabang atletik SEA GAMES 1984 di Stadion Utama Bung Karno yang ditayangkan oleh TVRI. Ketika bunyi tembakan senapan terdengar, pelari Thailand melesat bagaikan anak panah meninggalkan pelari lain. Semua penonton bertepuk tangan mendukungnya. Pada saat hendak memasuki garis finish sekitar 4 m didepan, ia menoleh ke belakang untuk melihat pelari lain. Saat ia menoleh ke belakang, kakinya terpeleset dan membuatnya terjatuh.

Meskipun terjatuh, tetapi tubuhnya tergelincir dekat garis finish. Namun sayang sekali, karena tubuhnya tidak melewati garis finish yang hanya beberapa sentimeter di depan. Pelari kedua melewati garis finish dan merebut medali emas. Ia hanya meratapi nasib sialnya saat digotong oleh ofisial untuk keluar dari lapangan.

Mengapa pelari tersebut gagal? Karena ia menoleh ke belakang dan tidak berfokus kepada garis finish atau tujuan yang hendak di capai. Kita sebagai Murid Kristus yang sedang berlomba dalam perlombaan iman, harus tetap berfokus ke depan. Jika tidak, kitapun akan mengalami hal yang sama seperti pelari tersebut.

BAGAIMANAKAH CARANYA KITA TETAP BERFOKUS?
Ada beberapa peringatan yang diberikan kepada kita untuk menjaga kita agar tetap mempunyai fokus ke depan :

1. JANGAN MENOLEH KE BELAKANG
Ketika menjawab seorang murid yang ingin pamitan dengan orang tua sebelum melayani Tuhan, Yesus berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang tidak layak untuk Kerajaan Allah," (Lukas 9:62). Mengapa Yesus berkata setegas itu? Sebab budaya yang berlaku pada waktu itu adalah menempatkan kepentingan keluarga menjadi prioritas utama. Karena itu, Yesus harus memutuskan prioritas yang salah tersebut dan menempatkan Allah sebagai prioritas utama.

Itu sebabnya kita sebagai Murid Kristus tidak boleh menoleh ke belakang, atau membuat fokus yang salah. Mengapa ikatan keluarga dapat membahayakan panggilan Tuhan? Yonatan, anak raja Saul terikat dengan keluarganya yang memberontak kepada Tuhan, sehingga ia kehilangan posisinya dalam rencana Allah. " Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian dihadapan TUHAN. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Yonatan pulang kerumahnya," (I Samuel 23:18). Seharusnya Yonatan bisa menjadi panglima perang yang besar di Israel, tetapi ia mati terbunuh bersama Saul di medan perang. Jangan sampai kita sebagai Murid Kristus juga mengalami hal yang sama seperti Yonatan.

2. TETAPLAH BERFOKUS PADA YESUS YANG BERADA DI DEPAN KITA
Untuk menguatkan orang-orang Kristen Yahudi yang baru percaya kepada Yesus, Paulus menulis, "Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya,"(Ibrani 3:1-2).

Bukan hanya itu, ditambahkan, "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah," (Ibrani 12:1).

3. TETAPLAH WASPADA
Kita sebagai Murid Kristus, terkadang tidak waspada terhadap hal-hal kecil yang sepele, tetpi justru membuat kita jatuh terperosok dalam dosa. Akibatnya rencana Tuhan dalam diri kita berantakan dan berakhir tragis. Kata Paulus, "Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya diantara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini', supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa,"(Ibrani 3:12-13).

Itulah sebabnya Musa menulis, "Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu, " (Ulangan 4:9). Kita harus tetap waspada.

4. AWAS... AWAS... AWAS... ADA BAHAYA
Awas. Mengapa harus awas? Sebab ada bahaya yang mengintip kita. Bahaya itu bukan dari luar, tetapi ada didalam diri kita sebagai Murid Kristus. Paulus berkata, "Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, suapaya sesudah memberitakan injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak," (I Korintus 9:26-27).

Tidak ada hal lain yang lebih menyakitkan didalam hidup ini selain dari pada kalau kita sendiri yang ditolak. Mungkin terbayang dalam diri Paulus untuk masuk ke Tanah Perjanjian, maka Paulus melatih tubuhnya dengan disiplin tinggi agar tidak didiskualifikasi pada akhirnya. Seperti Paulus, kita pun harus berawas-awas dengan musuh "dalam selimut" kita ini, yang membawa bencana besar atas diri kita sendiri. Ingatlah nasihat ini, "Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya," (Ibrani 10:35).




Tidak ada komentar:








INFO
KomSel





Komsel Setiap Hari Jumat Jam 20:00 WIB Tuhan Yesus Memberkati.

Semua Materi Bahan Sate diambil dari www.abbalove.org



ABBALOVE SERPONG
Ruko Jasmine Blok HA/1 No.2-6 Gading Serpong







God Bless You.

Daftar Blog Favorit