05/04/16

Sikap Positif

Disebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, diakhir tahun 1940-an. Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya yang kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan segera mengisi air dingin kedalam gelas.

Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan : *“Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur”*. Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tsb.

Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan SD. Kalaupun ada pendidikan yg dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.

Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya² kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untukku? Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur? Apakah kalau aku menjadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa menjadi insinyur seperti mereka?

Pertanyaan ini selalu ter-ngiang² dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan *“SIKAP POSITIF”*. 

Muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.

Tidak jarang olok² dari temanpun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA.

Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur.

Kini ia sudah menaklukkan ”rasa sakit”nya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja? Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaanpun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.

Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya.

Suatu hari insinyur tersebut datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata : *“Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu”*.

Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: *“Aku ingin berterima-kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini."*

Kini sikap positifnya sudah membuahkan hasil, lalu apakah ceritanya sampai disini? *Tidak*. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yg berasal dari bangsa Arab.

Tahukan Anda apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah *Aramco (Arabian American Oil Company)* perusahaan minyak terbesar didunia.

Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilkan 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.

Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai *Menteri Perminyakan dan Mineral* yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.

Ini adalah kisah *Ali bin Ibrahim Al-Naimi* yg sejak tahun 1995 sampai saat ini menjabat sebagai *Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.*

Terbayangkah hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi hal yang positif, isu air segelas dimasa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.

Itulah kekuatan *”SIKAP POSITIF”*. Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita.

Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya. Apakah ingin hancur karenanya? Atau bangkit dengan semangat *“Bersikap Positif”* dan menjadi bagian dari solusi ?

Tidak ada komentar:








INFO
KomSel





Komsel Setiap Hari Jumat Jam 20:00 WIB Tuhan Yesus Memberkati.

Semua Materi Bahan Sate diambil dari www.abbalove.org



ABBALOVE SERPONG
Ruko Jasmine Blok HA/1 No.2-6 Gading Serpong







God Bless You.

Daftar Blog Favorit