Tuhan tidak mengajarkan kita hidup secara tidak wajar di mata manusia.
Wajar dalam pengertian kita tidak kehilangan “kemanusiaan” kita.
Menjalani hidup seperti manusia lain dalam bekerja mencari nafkah, makan
minum, menikah, menikmati alam dan hobbi –hobbi menyukakan jiwa dan
hati, berolah raga, rekreasi dll. Sebagai mahluk ciptaan yang hidup di
alam nyata dengan segala hukum dan tata tertibnya Tuhan menghendaki kita
hidup secara wajar. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak menjadi batu
sandungan bagi manusia lain yang belum mengenal kebenaran
Tuhan. Dengan demikian kita menjadi berkat bagi semua orang.
Dalam sepanjang sejarah gereja sering terdapat kelompok orang Kristen
yang “nyentrik” disebabkan oleh pemahamannya yang salah tentang hidup
kekristenannya. Mereka pikir menjadi manusia rohani atau orang Kristen
yang benar kita lalu bersikap berbeda dengan orang lain “dalam segala
hal”. Keanehan atau nyentriknya itu justru dianggap sebagai “supremasi’
atau keunggulan yang membuat Tuhan berkenan kepada mereka. Antara kita
dengan mereka yang tidak mengenal kebenaran memang terdapat banyak hal
yang berbeda. Tetapi bukan berarti dalam segala ha kita berbeda
seolah-olah kita menjadi mahluk yang memiliki hukum dan tata tertib yang
dalam segala hal berbeda dengan mahluk yang hidup di bumi ini.
Dalam beberapa hal sama, tetapi ada yang membedakan kita dengan mereka,
yaitu “tujuan” atau “focus” hidup atau motif. Filosofi yang dipakai
mereka pada umumnya seperti yang dikutip oleh Paulus dalam 1Kor 15:32.
Kalimat “kalau berdasarkan pertimbangan manusia” terjemahan dari “ ei
kata anthropon”, (if after the manner of men KJ ; for merely human
reasons NIV; human motive GNB). Berdasarkan motiv hidup, kebiasaan –
cara hidup manusia. Dari penampilan luar yang bertalian dengan gerak
hidup umum kita tidak berbeda dengan mereka (makan – menikah), tetapi
tujuan, focus dan motif berbeda.
Hal inilah yang Tuhan ajarkan kepada kita. Hal ini tidak mudah karena
kita telah memiliki irama hidup yang salah yang telah kita warisi dari
orang tua dan lingkungan. Irama hidup yang salah disini maksudnya adalah
kehidupan yang digerakkan oleh tujuan dan motif yang tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan.
Irama hidup yang kita warisi dari orang tua harus diubah atau diganti
dengan irama hidup yang baru. Hal ini disinggung oleh Petrus dalam
suratnya dalam 1Petrus 1:18 (tradition from your father – patroparadotou
– handed down by your ancestor). Dalam hal ini kita dilatih Tuhan
melalui RohNya untuk meninggalkan cara hidup yang sia-sia tersebut. Cara
hidup yang sia-sia inilah yang disebut “pikiran manusia (Mat 16:23).
Dalam hal inilah proses penyangkalan diri berlangsung. Jadi menyangkal
diri pada prinsipnya pada bukan hanya menyangkut masalah
tindakan-tindakan lahiriah yang dianggap tidak bermoral seperti
membunuh, berjinah, mencuri dll tetapi tujuan dan motif hidup.
Jadi yang paling dipersoalkan bukan “buah” semata-mata tetapi akarnya.
Dalam hal ini kita mengerti mengapa Paulus berkata bahwa akar segala
kejahatan adalah cinta uang (1Tim 6:10). Cinta uang adalah tradisi yang
diturunkan orang tua kepada kita. Kalau kalimat ini kasar dikalimatkan
Paulus dalam 1Korintus 15:32: filosofi yang berkata : "marilah kita
makan dan minum, sebab besok kita mati". Hal inilah yang ditunjukkan
Tuhan Yesus dalam Lukas 12:16-21, orang yang mengumpulkan harta bagi
dirinya sendiri tetapi tidak kaya dihadapan Tuhan. Tidak kaya dihadapan
Tuhan, kalimat ini hendak menyerukan kita agar kita kaya didalam Tuhan.
Untuk kaya didalam Tuhan kita harus mulai memiliki motif dan tujuan
hidup yang benar.
Motif dan tujuan hidup yang benar ahrus diajarkan terus menerus di dalam
gereja. Ini bukan sekedar membantu pelayanan gereja, terlibat dalam
aktivitas gereja dan berbagai kegiatan rohani lain yang kita golongkan
melayani Tuhan. Tetapi ini menyangkut seluruh irama hidup kita setiap
hari. Didalamnya Tuhan akan mengajar kita. Sekali lagi setiap kali kita
berkumpul bersama dan Alkitab dibuka, disitulah tujuan dan motivasi
hidup yang benar diajarkan kepada kita. Oleh sebab itu belajar Firman
Tuhan adalah hal mutlak yang tidak boleh dihindari.
Filosofi hidup yang salah bukan saja kita warisi dari nenek moyang
tetapi juga hasil resapan dari lingkungan yang fasik. Lingkungan yang
tidak mengenal kebenaran Tuhan (Band. 1Kor 15:33 bad companions ruins
good character ). Oleh sebeb itu kita harus menjauhi persekutuan hati
dengan orang yang tidak takut Tuhan (Maz 1:1-6)
Khotbah: Pdt Erastus Sabdono
MURAHHHHH.....
-
DALI CHRYSANTHEMUM WITH HONEY
Teh bunga chrysanthemum dengan madu.
Khasiat dan kegunaan:
Memelihara kesehatan dan membantu meredakan sakit kepala dan pana...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar