28/11/08

Alkitab is Enough

Alkitab sebenarnya belum lengkap tetapi sudah "cukup" karena pengertian "lengkap" dengan "cukup" itu berbeda.

Yohanes 21:25, "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu." - "estin {adalah} de {dan} kai {juga} alla {yang lain} polla {banyak} hosa {yang} epoi??sen {Dia berbuat} ho {itu} i??sous {Yesus} hatina {yang} ean {jika} graph??tai {dia ditulis} kath {menurut} hen {satu} oude {tidak pula} auton {dia} oimai {aku rasa} ton {itu} kosmon {dunia} kh??r??sai {memuat} ta {itu} graphomena {ditulis} biblia {kitab-kitab} am??n {Amin}" - "And there are many other things which Rebbe, Melech HaMoshiach did, which if they are written one by one, not the Olam Hazeh itself I suppose would have room enough for the sfarim being written."
Alkitab berkuasa dan berwibawa namun belum lengkap, hanya dapat dikatakan "cukup". Konsili di Trente (1546-1563) memutuskan, bahwa kebenaran dan ajaran Kristus "sebagian" termuat di dalam kitab-kitab yang tertulis, dan "sebagian" termuat di tradisi yang tidak tertulis, yang telah diucapkan oleh Kristus sendiri dan telah diterima oleh para rasul, dan yang sejak zaman para rasul, oleh karena pengilhaman Roh Kudus diteruskan dari tangan ke tangan kepada kita. Berdasarkan keputusan demikian, Gereja menerima dengan penghormatan yang sama Alkitab dan tradisi. Tradisi ini dirawat oleh Gereja dalam suatu urut-urutan yang tidak terputus-putus.
Sekalipun ada pendapat yang bermacam-macam mengenai tradisi ini, akan tetapi Gereja (Katolik) pada saat itu berpendapat bahwa ada dua macam tradisi yaitu tradisi yang menjelaskan lebih lanjut isi Alkitab, dan tradisi yang menambah "kekurangan" Alkitab. Dalam prakteknya, tradisi yang menambah "kekurangan" Alkitab itulah yang menguasai kehidupan Gereja, sehingga kuasa atau wibawa Alkitab menjadi kabur, tetapi kuasa atau wibawa Gereja pada zaman itu menjadi bertambah-tambah.
Konsili Vatikan II memutuskan, bahwa Alkitab adalah firman Allah yang diberikan dengan pengilhaman Roh Kudus, sedangkan tradisi adalah firman Allah yang dipercayakan kepada para rasul dan yang diteruskan oleh para rasul kepada pengganti-pengganti mereka dengan secara tidak bercela. Dengan demikian tetap diakui, bahwa Alkitab bukanlah satu-satunya sumber dari mana Gereja dapat mengambil kepastian tentang segala sesuatu yang diwahyukan atau dinyatakan oleh Allah. Kedua-duanya, Alkitab dan tradisi harus diterima dan dihormati dengan kasih yang sama dan dengan penghormatan yang sama. Demikianlah keputusan Konsili Vatikan II.
Gereja-gereja Reformasi pun berpendapat bahwa Alkitab adalah "cukup" meskipun "belum lengkap", artinya cukup untuk memimpin orang kepada hidup yang kekal. Salah satu dasar yang dipakai oleh Gereja Reformasi pada saat itu adalah ayat yang telah saya kutip di atas yaitu Yohanes 21:25.
Alkitab adalah firman Allah, namun firman Allah bukan hanya Alkitab, karena Allah masih tetap berfirman sesuai dengan sifat dan hakekat-Nya. Firman Allah yang lengkap dan sempurna adalah Yesus Kristus sendiri, yakni sang Firman yang telah menjadi manusia. Alkitab telah tersusun berdasarkan proses pengkanonan yang memakan proses yang amat panjang, namun baru mencapai taraf "cukup" dan itu patut disyukuri karena tanpa kanon yang pasti maka tidak mungkin ada pengajaran atau doktrin yang pasti. Pada abad ke-16 kaum Kristen, baik Katolik maupun Protestan, setelah mengadakan pembicaraan, meneguhkan kembali keterikatan kepada kanon terutama kanon Perjanjian Baru dengan mengambil suatu keputusan bersama bahwa Alkitab telah "cukup" dan tidak perlu ditambah-tambah lagi dengan kitab-kitab lainnya. (Yoh)


Sumber: rehobot.net

Tidak ada komentar:








INFO
KomSel





Komsel Setiap Hari Jumat Jam 20:00 WIB Tuhan Yesus Memberkati.

Semua Materi Bahan Sate diambil dari www.abbalove.org



ABBALOVE SERPONG
Ruko Jasmine Blok HA/1 No.2-6 Gading Serpong







God Bless You.

Daftar Blog Favorit