Pertanyaan Renungan
1. Jika Anda adalah Musa, siapkah Anda menerima kritikan yang pedas? (ayat 14).
2. Bacalah ayat 15-23. Apa tindakan Musa setelah mendengar nasihat Jitro? (ayat 24-27).
Kita mungkin memiliki banyak rencana dan impian di dalam hidup kita, tetapi semuanya tidak pernah menjadi kenyataan. Mengapa? Karena kita tidak menerima atau menghargai nasihat dari orang lain. Salomo berkata, “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak, “(Amsal 15:22). Kebenaran inilah yang terjadi pada kasus Musa dan Jitro, mertuanya. Jitro menyaksikan bagaimana Musa harus mengadili orang-orang Israel sendirian dari pagi sampai malam. Ketika itu, Jitro mengkritik Musa yang bisa saja menyakitkan hatinya, karena katanya, "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?" Luar biasa. Musa tidak marah terhadap kritikan tersebut, tetapi ia mendengarkan dengan seksama nasihat ilahi dari mertuanya. Sebab Jitro berkata kepada Musa, “Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau.” Musa
menerima nasihat itu sebagai petunjuk dari Tuhan bagi dirinya. Lihatlah yang tindakan Musa, sesuai dengan yang tertulis, “Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya,” (ayat 24). Rindukah Anda juga menerima nasihat ilahi dari Tuhan lewat orang lain? Praktek Pernahkah Anda menolak nasihat dari seseorang yang sebenarnya adalah nasihat Tuhan? Apa komitmen Anda untuk dilakukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar