Pertanyaan Renungan
1. Atas inisiatif siapakah Yusuf harus dijual ke Mesir sebagai budak?
2. Apa yang dialami oleh Yusuf setelah janji Tuhan tergenapi di dalam hidupnya?
Jika kita membaca kisah Yusuf dan pengalaman unik yang dijalaninya, maka kita terkagum-kagum akan kuasa Allah. Ia yang cuma mendapat mimpi di masa muda, akhirnya menjadi perdana menteri di negara yang paling berkuasa di zaman itu, yakni Mesir (bacalah kisah Yusuf mulai dari Kejadian 37). Jikalau bukan Tuhanlah yang melakukannya, maka akan susah bagi Yusuf untuk menjalaninya. Kita mungkin tidak mengalami seperti Yusuf, tetapi pengalaman-pengalaman yang kita alami menjadi indikasi bahwa Tuhan yang melakukan segalanya dalam hidup kita. Kata Yesaya, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu, ” (Yesaya 55:8-9). Tuhanlah yang merancangkan segala sesuatunya atas kita. Jika kita memandang hidup yang kita jalani dari cara pandang Tuhan, maka reaksi kita akan berbeda tatkala mengalami pengalaman yang tidak enak tersebut. Apa pun yang terjadi, janji Tuhan pasti tergenapi dalam hidup
kita. Dikatakan tentang Yusuf, “sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya. Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya, untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya,”(ayat 19-22). Rindukah kita mengalami janji-janji Tuhan? Lihatlah segalanya dari cara pandang Tuhan. Praktek Sudahkah Anda memandang segala sesuatu yang terjadi atas hidupmu dari cara pandang Tuhan? Jika ya, apa komitmen Anda untuk dilakukan? Bagikanlah pengalaman Anda di komsel
