Bacaan FirmanBacalah Kejadian 45:1-28 dengan hati yang berdoa untuk menerima pencerahan dari Allah dalam saat teduh hari ini.
Pertanyaan Renungan1. Mengapa hati Yakub dingin saat mendengar kabar bahwa Yusuf masih hidup? (ayat 26). 2. Seperti apakah kekuatan kasih Yakub ketika ia tahu bahwa Yusuf masih hidup?(ayat 28).
Antusiasme dapat menjadi kekuatan pendorong tanpa batas dalam diri seseorang untuk melakukan hal-hal di luar nalar manusia. Dengan antusiasme yang tinggi, seseorang yang tidak berdaya dapat bangkit kembali untuk melakukan perkara-perkara yang mustahil. Antusiasme dapat memberikan kekuatan baru bagi seseorang yang hampir menyerah untuk bangkit kembali demi ia dapat meraih kemenangan. Dalam renungan Saat Teduh hari ini, kita melihat betapa hebatnya kekuatan kasih dalam diri manusia. Pada awalnya, hati Yakub telah menjadi dingin sedingin es batu. Ia tidak bisa digoyahkan oleh rayuan dari anak-anaknya. Lihatlah apa yang ditulis Musa, “Mereka menceritakan kepadanya: 'Yusuf masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.' Tetapi hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka,”(ayat 26). Terkadang ketika kita mengijinkan rasa sakit hati karena dikhianati oleh orang lain menyelinap di dalam diri kita, maka hal itu dapat membuat hati kita bisa menjadi dingin membeku. Tak mudah untuk mempercayai suatu kabar yang sekalipun ada kebenarannya. Namun, ketika kekuatan kasih yang terpendam di dalam hati Yakub dihidupkan kembali lewat perkataan Yusuf anaknya, maka antusiasme itu bangkit lagi.
Inilah perbedaannya dalam beberapa menit kemudian, “Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu. Kata Yakub: 'Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati,'" (ayat 27-28). Jadi, jika kita ingin membangkitkan kekuatan kasih seseorang, maka bangkitlah dulu antusiasme dalam hati orang tersebut. Percayalah, mereka pasti bangkit kembali untuk menjangkau pengharapan yang masih terpendam di dalam hatinya. Ia pasti menerima kekuatan baru lagi untuk bertindak dengan penuh semangat. Mari, kita bangkitkan kembali kekuatan kasih yang terpendam di dalam diri orang lain agar mereka pun bangkit kembali.
Inilah perbedaannya dalam beberapa menit kemudian, “Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu. Kata Yakub: 'Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati,'" (ayat 27-28). Jadi, jika kita ingin membangkitkan kekuatan kasih seseorang, maka bangkitlah dulu antusiasme dalam hati orang tersebut. Percayalah, mereka pasti bangkit kembali untuk menjangkau pengharapan yang masih terpendam di dalam hatinya. Ia pasti menerima kekuatan baru lagi untuk bertindak dengan penuh semangat. Mari, kita bangkitkan kembali kekuatan kasih yang terpendam di dalam diri orang lain agar mereka pun bangkit kembali.
Praktek:Bagaimana kondisi hati Anda saat ini dalam melayani Tuhan, apakah masih tetap membara atau malah mengeras dan dingin seperti es batu? Mengapa? Pencerahan apakah yang Anda dapatkan dari renungan ini? Bagikan pengalaman Anda di komsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar