Pertanyaan Renungan
1. Hidup seperti apakah yang dikehendaki oleh Tuhan dari anak-anakNya? (ayat 14-15).
2. Dalam hal apakah kita harus hidup kudus? (ayat 15).
Pada zaman Perjanjian Lama, hanya imam-imam yang dipilih dan dikuduskan oleh Allah yang bisa masuk ke dalam ruang Maha Kudus di dalam Bait Suci. Jika seorang awam selain imam yang masuk ke dalam ruang Maha Kudus, maka ia akan mati. Sedangkan pada zaman Perjanjian Baru, kita adalah Bait Allah (1 Kor 3:16-17), sehingga Roh Allah bisa berdiam di dalam kita. Oleh karena itu, kita harus hidup kudus di hadapan Allah dengan menjalani hidup kudus setiap hari lewat setiap kata dan perbuatan kita. Kita harus hidup kudus, bukan hanya dengan cara menjauhi hal-hal yang cabul atau zinah saja, tetapi juga bisa direfleksikan dalam tingkah laku kita sehari-hari. Kita harus bisa mengendalikan emosi kita dan sopan santun. Mengapa? Karena Musa berkata-kata dengan tidak sopan dan menyebut orang-orang Israel sebagai 'orang-orang durhaka,' maka Tuhan berkata kepada Musa, "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka,"(Bil 20:12). Itulah sebabnya, pemazmur menuliskan peristiwa itu demikian, “Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya,”(Mazmur 106:32-33). Hidup yang tidak kudus dapat membi
nasakan Bait Allah. Jika kita berani merusak atau membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan kita. Jadi, marilah kita memiliki hidup yang senantiasa kudus di hadapan Allah. Praktek Apakah kita masih mempunyai kebiasaan-kebiasaan atau gaya hidup yang tidak mencerminkan kekudusan Allah? Buatlah komitmen untuk berubah dalam hal tersebut. Bagikan pengalaman Anda di komsel.
