Pertanyaan Renungan.
1. Demonstrasi kuasa tak terbatas apakah yang pertama terjadi dalam kisah ini?(ayat 7-16).
2. Apa demonstrasi kuasa tak terbatas yang kedua terjadi dalam kisah ini? (ayat 17-24)
Dalam bacaan Saat Teduh hari ini, ada dua demonstrasi kuasa Allah yang tak terbatas. Yang pertama terjadi karena ada seorang janda yang kekurangan dan menunggu untuk mati. Ia berkata pada Elia, "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati," (ayat 12). Hanya segenggam. Tapi Elia berjanji bahwa ada kuasa yang tak terbatas yang akan bekerja jika ia membuat sepotong roti baginya untuk dimakan. Katanya, “Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi,"(ayat 14). Terjadilah, tepung yang ada di dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli pun tidak berkurang seperti yang difirmankan TUHAN lewat Elia. Demonstrasi yang lain terjadi ketika anak janda itu jatuh sakit dan mati. Elia mendoakan anak it
u, katanya, "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya,"(ayat 20). Sekali lagi TUHAN yang kuasanya tidak terbatas oleh apapun sanggup menghidupkan anak itu kembali. Akibatnya, janda itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."(ayat 24). Itulah pengakuan dari mulut janda itu. Rindukah Anda juga mengalami demonstrasi kuasa itu? Praktek Evaluasi diri Anda hari ini: sudahkah Anda mengalami kuasa Tuhan yang tidak terbatas? Jikalau belum, mengapa? Bagikan pengalaman Anda di komsel dan saling mendoakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar