Pertanyaan Renungan
1. Menurut Anda, mengapa kita harus percaya kepada firman tentang apa yang kita minta?
2. Sekalipun Allah setia untuk menjawab doa kita, apa peringatannya bagi kita?
Hudson Taylor, adalah seorang misionaris perintis ke Cina. Ia berkata bahwa perkataan Yesus, "Percayalah kepada Allah!"(ayat 22) bisa saja diterjemahkan sebagai, "Bersandarlah pada kesetiaan Allah." D. Martyn Lloyd-Jones, adalah mantan pendeta Westminster Chapel di London, menghargai pemahaman Taylor serta berkata, "Iman berarti bersandar pada kesetiaan Allah dan selama Anda melakukannya, Anda tidak akan salah.” Iman tidak memandang berbagai kesulitan yang ada. Iman tidak memandang dirinya atau orang yang tengah mempraktikkannya. Iman hanya memandang pada Allah. Iman hanya berkepentingan dengan Allah, berbicara tentang Dia, bersorak-sorai bagi-Nya, dan memuji kebaikan-Nya. Pada akhirnya, kekuatan iman seseorang senantiasa diukur dari tingkat pengenalannya tentang Allah. Ia mengenal Allah dengan baiknya, sehingga ia dapat bersandar pada pengenalannya tersebut. Doa orang semacam itulah yang akan dijawab." Hidup tidaklah selalu adil dan tidak selalu mudah untuk dijalani. Apakah kita mempraktikkan kepercayaan dan keyakinan kita kepada Allah di dalam doa? Apakah kita juga cukup berani untuk memerintahkan sebuah gunung agar berpindah ke samudra dan menyaksikannya terjadi? Seberapa jauh kita setia dan mengenal kesetiaan Tuhan dalam hidup kita? Sekalipun kita sering meninggalkan Tuhan saat berada dalam kesulitan dan putus asa, tetapi Allah tetap setia dan kasih setiaNya tidak pernah berhenti dalam hidup kita. "Untuk
selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan" (Mazmur 119: 89,90). Sebab itu tetaplah percaya kepada Allah kita. Praktek Adakah iman dalam diri Anda untuk menjalani hidup Anda? Renungkanlah Firman Tuhan terus menerus dalam hidup Anda, karena iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar